Minggu, 16 Juni 2013

PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PENGETAHUAN TENTANG STATUS IMUNISASI

PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PENGETAHUAN TENTANG STATUS IMUNISASI
Peraan perawat dalam memberikan pengetahuan tentang status imunisasi merupakan salah satu tindakan yang paling penting dan paling spesifik untuk mencegah penyakit adalah imunisasi. Minimal 75 hingga 80 persen dari anak-anak yang rentan harus di imunisasi secara efektif untuk melindungi individual, keluarga, kelompok dan komunitas dari penyakit-penyakit menular yang dapat dicegah (Garner 1978). Oleh karena itu, peran perawat dalam memberkan promosi pelayanan imunisasi merupakan bagian yang vital dan integral dari perawatan kesehatan keluarga.
Department of Health Human Service telah melembagaka kampanye nasional pada tahun 1997 untuk memperbaiki dan menjaga tingkat imunisasi anak-anak. Bayi dan anak-anak perlu dilindungi secara memadai dari penyakit tetanus, difteria, pertusis (batuk rejan), polio, gondok, rubeola (campak). Vaksinasi cacar tidak dianjurkan lagi, karena resiko timbulnya reaksi tidak menguntungkan terhadap vaksin lebih besar daripada risko melawan penyakit. Vaksin flu dan dan uji tuberkulin juga di anjurkan untuk kelompok umur tertentu dan dalam kondisi tertentu.
Promosi praktik-praktik kesehatan dalam memberikan pengetahuan tentang status imunisasi yang penting untuk diketahui kepada masyarakat yang merupakan tujuan dasar dari keperawatan. Penting untuk mendapatkan informasi mengenai praktek-praktek kesehatan dalam memberikan pengetahuan tentang status imunisasi untuk membantu keluarga dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan.
Satu indikasi yang sering digunakan untuk menilai tingkat fungsi keluarga adalah tingkat kesehatan imunisasi seluruh anggota keluarga. Indikasi ini dinyatakan dengan pengumpulan informasi tentang imunisasi dari setiap anggota dan periode tertentu, sudah tentu dengan menyadari bahwa usia dan lingkungan dari individu memainkan peranan penting dalam dalam status imunisasi.
Agar keluarga dapat menjadi sumber kesehatan yang efektif dan utama, keluarga harus lebih terlibat dalam tim keperawatan kesehatan dan keseluruhan proses terapetik. Ini memberi arti adanya suatu hubungan yang adil dengan mereka yang memberikan perawatan kesehatan, dimana kedua pihak tersebut dapat menegosiasikan dan mengungkapkan kebutuhan-kebutuhan dan kepentingan mereka secara terbuka.
Peran perawat dalam memberikan pengetahuan tentang imunisasi yang diperlukan untuk masyarakat demi meningkatkan kesehatan itu diperlukan apakah untuk praktik kesehatan preventif atau kuratif dan kebutuhan kesehatan rehabilatif masih dipertimbangkan.
Keluarga tidak hanya harus bermitra dengan mereka yang memberikan perawatan kesehatan dengan mengarahkan dan mengimplementasikan perawatan kesehatan dengan pengetahuannya tentang imunisasi tersebut, tetapi klien harus menjadi pengambilan keputusan terakhir dan menjadi manajer bagi masalah-masalah kesehatan yang mempengaruhi kesejahteraan dan hidup mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Friedman, M. Marilyn. 1998. “Keperawatan Keluarga”. Edisi. 3. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Effendi, Nasrul. 1998. “Keperawatan Kesehatan Masyarakat”. Edisi 2. Jakarta : Penerbit

Buku Kedokteran EGC

MEMBERIKAN PRAKTIK PERAWATAN KESEHATAN GIGI

MEMBERIKAN PRAKTIK PERAWATAN KESEHATAN GIGI
Praktik kesehatan gigi adalah sangat penting dalam memelihara gigi yang baik sepanjang masa hidup seorang individu. Prevalensi sakit gigi sanngat tinggi, khususnya di masyarakan yang kurang mampu saat ini.
Perawat dalam memberikan perawatan kesehatan gigi meliputi perawatan preventif dan praktik-praktik kesehatan kuratif. Untuk memelihara kesehatan gigi pada tingkat yang lebih tinggi, perlu ada suatu kombinasi praktik dan kebiasaan serta perawat memberikan pencegahan ada empat unsur dasar untuk pemeliharaan kesehatan gigi yaitu :
1.      Pelayanan gigi preventif yang teratur, termasuk pemeriksaan gigi, rontgen, pembersihan, penyuluhan dan untuk anak-anak perlu pengobatan flouride topikal bila di indikasikan.
2.      Penggunaan air yang mengandung floride, atau jika ada penggunaan cairan flourida oral sehari-hari atau tablet untuk anak-anak.
3.      Menyikat gigi atau melakukan flossing setelah makan.
4.      Penurunan jumlah tipe tertentu dari karbohidrat yang dapat mengalami fermentasi dalam diet. Semua karbohidrat yang dapat mengalami fermentasi dalam diet. Semua karbohidrat yang mengalami fermentasi dapat menyebabkan karies gigi karena karbohidrat ini mensuplai bahan mentah bagi bakteria dalam mulut untuk memproduksi asam perusak gigi. Karbohidrat ini termasuk gula, seperti gula yang terdapat pada buah-buahan, madu dan permen, serta tepung yang diolah seperti yang ditemukan pada roti dan kentang (Loe, 1988).
Sebuah survei yang dilakukan oleh National Institute of Dental Research (NIDR) menemukan bahwa diperkirakan setengah anak-anak sekolah di masyarakat yang berumur 5 hingga 17 tahun sama sekali tidak menderita kerusakan gigi. Ini menunjukan penurunan karies 35 persen dari hasil penelitian NIDR yang dilakukan pada awal tahun 1980 an (Loe, 1988).
Para dokter gigi mengatakan bahwa faktor-faktor yang memperbaiki kesehatan gigi meliputi penggunaan floride secara luas, pemasangan penutup gigi yang meninggi, perbaikan hygine mulut pribadi, melakukan perawatan gigi secara teratur, dan meningkatnya kesadaran akan efek dari kebiasaan makan terhadap gigi.
Floride, yang dapat ditemukan dalam suplai  air minum dibeberapa komunitas, atau yang di anjurkan dokter sebagai suplemen oral, dikenal sebagai agen yang paling efektif untuk melindungi gigi dari kerusakan, mencegah hampir dua pertiga karies pada anak-anak. Walaupun bersifat kurang menolong tapi masih dianggap efektif adalah berbagai cara penggunaan floride secara topikal, termasuk penggunaaan larutan floride oleh banyak dokter gigi, atau penggunaan floride kumur atau floride gel yang dilakukan sendiri kepada masyarakat.
Karies gigi dapat terjadi akibat dari interaksi beberapa proses, terutama karena jumlah dan tipe karbohidrat dalam diet, jumlah plak yang terbentuk, dan ketahanan gigi. Konsummsi makanan dan minuman dengan kandungan gula yang tinggi menyebabkan bakteria yang berbahaya menghasilkan asam selama 20 menit setelah makan. Jajan harus seminimum mungkin dan harus dibatasi pada makanan-makanan yang tidak menimbulkan jkerusakan pada gigi yaitu seperti kacang-kacangan, popcorn, buah-buah mentah, sayur mayur dan minuman tanpa gula. Perawatan gigi yang profesional, praktik hygine harian yang baik (menyikat gigi dan melakukan flossing) dapat mengontrol bakteria dengan membersihkan plak. Belajar menyikat gigi dengan cara yang benar untuk membersihkan plak merupakan sebuah insvestasi paling berharga bagi seorang dalam menjaga giginya agar tetap sehat. Perawat memberikan informasi kepada masyarakat bahwa membersihkan gigi sebelum tidur sangatlah penting. Selama tidur hanya sedikit air liur yang keluar, dan oleh karena itu asam dari bakteria kurang larut pada malam hari.
Perawat dalam mengajarkan praktek individual, keluarga, kelompok dan komunitas tentang kesehatan dan hygine gigi, perawat keluarga hendaknya memeriksa mulut anak-anak dan orang dewasa untuk memastikan tidak terbentuk plak atau memberikan jalan keluar yang mereka dapat digunakan sendiri untuk mendeteksi plak. Gigi perlu disikat setelah makan, untuk mencegah gula melekat pada gigi, lebih cepat dan lebih baik. Salah satunya perawat dapat memberikan praktik objek penyikatan yang merupakan membersihkan plak dan sisa makanan dari gigi, yang dapat dilakukan secara efektif dengan gesekan sikat gigi (sikat gigi dengan bulu halus) pada permukaan gigi. Adalah penting untuk menggunakan benang gigi (dental floss) sehari sekali sebagai pelengkap penyikatan, karena beberapa permukaan gigidan sambungan gusi gigi tidak bisa ditinjau hanya dengan menyikat.
Perawat juga memberikan praktik peragaan kepada individual, keluarga, kelompok dan komunitas baik anak-anak dan orang dewasa guna perlu melihat peragaan lengkap tentang metode menyikat gigi yang efektif. Ada beberapa cara yang dapat diterima untuk menyikat gigi seseorang yaitu metode baru yang lebih efektif daripada cara lama yang dilakukan secara vertikal (dari garis gusi kebawah), yaitu metode yang diajarkan pada masa lalu. Menyikat gigi secara teratur setelah makan dan flossing dianggap sebagai aspek penting untuk mencegah karies pada gigi, penyakit gusi, dan penyakit periodontal.
Penanganan masalah-masalah gigi belum pernah disebutkan kecuali hanya sambil lalu, tapi juga memiliki makna yang penting. Meskipun pencegahan sudah benar-benar ditekankan, deteksi tentu akan membantu agar masalah tersebut tidak berkembang lebih jauh,. Masalah malposisi-gigi maju dan kedalam, yang menyebabkan ketidakseimbangan tekanan gigi merupakan target untuk deteksi dini pada anak-anak.
Para perawat juga ditantang untuk membantu unit keluarga dalam mengidentifikasi bidang-bidang yang memiliki resiko kesehaatan, membantu membuat tujuan-tujuan kesehatan yang relevan, dan merencanakan perubahan-perubahan gaya hidup yang akan berlanjut sebagaai komintem keluarga yang terus menerus.agar rencana promosi kesehatan bisa efektif, maka rencana tersebut harus sejalan dengan keyakinan budaya dan praktik keluarga. Kesadaran akan interprestasi budaya keluarga tentang kesehatan, sakit, dan perawatan kesehatan sangat penting sebelum memulai intervensi-intervensi yang berorientasi pada tujuan yang spesifik. Lagi pula, tujuan keluarga harus dicatat dan di priritaskan,. Perawat juga berkolaborasi dari seluruh keluarga dalam mengungkapkan persoalan-persoalan pembuatan tujuan kesehatan, dan merencanakan modifikasi gaya hidup, harus meningkatkan keefektifan intervensi keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA
Friedman, M. Marilyn. 1998. “Keperawatan Keluarga”. Edisi. 3. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Effendi, Nasrul. 1998. “Keperawatan Kesehatan Masyarakat”. Edisi 2. Jakarta : Penerbit

Buku Kedokteran EGC

FAKTOR-FAKTOR YANG BERKONTRIBUSI TERHADAP STATUS GIZI PADA BALITA DI KECAMATAN CIAWI KABUPATEN TASIKMALAYA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERKONTRIBUSI TERHADAP STATUS GIZI PADA BALITA DI KECAMATAN CIAWI KABUPATEN TASIKMALAYA

ABSTRAK
            Kurang energi protein atau gizi kurang merupakan salah satu penyakit gangguan gizi yang pentng di Indonesia maupun di banyak negara berkembang lainnya. Kurang energi protein adalah suatu keadaan dimana berat badan anak kurang dari 80% indeks berat badan  menurut umur (BB/U) baku WHO-NCHS yang disebabkan oleh kurangnya zat gizi karbohidrat dan kekurangan protein disertai susunan hidangan yang tidak seimbang. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptip kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah keluarga yang memiliki balita di Desa Ciawi Kabupaten Tasikmalaya. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 50 responden dengan teknik pengambilan sampel adalah dengan accidental sampling. Data dikumpulkan dengan teknik wawancara terstruktur, angket dan food recall dan kemudian dianalisa dengan menggunakan rumus presentasi dan proporsi. Hasil penelitian menunjukkan faktor yang memiliki kontribusi terhadap gizi kurang pada anak adalah riwayat penyakit infeksi, tingkat pengetahuan ibu yang kurang, tingkat sosal ekonomi keluarga yang rendah, dan asupan kalori serta protein yang kurang, sedangkan faktor yang kepercayaan ibu terhadap makanan (100%) memiliki kepercayaan yang tidak berkontribusi terhadap status gizi terhadap balita. Berdasarkan hasil penelitian diatas maka disarankan agar semua pihak dan peran perawat sangat penting untuk upaya pembinaan dan pemberrdayaan keluarga yag memiliki resiko gizi kurang pada anak. Pemberdayaan dan pembinaan keluarga ini dapat dilakukan oleh puskesmas setempat dengan melibatkan perawat kesehatan komuntas. Selain itu perlu dilakukan diseminasi informasi tentang gizi untuk meningkatkan pengetahuan keluarga khususnya ibu tentang asupan nutrisi, cara pengolahan dan pemilihan bahan makanan yang baik pada anak, dan perlu dilakukan promotif dan preventif untuk mengurangi angka penyakit infeksi melalui revitalisasi posyandu dengan cara meningkatkan partisipasi masyarakat untuk menggunakan posyandu sebagai pusat kesehatan dan sumber informasi kesehatan.
PENDAHULUAN
Peran perawat sangatlah penting untuk kesehatan masyarakat, karena keinginan hidup menjadi sehat, bisa melebihi keinginan apapun. Banyak masyarakat yang berkorban atau merelakan hartanya demi mendapatkan kesehatan.
Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia yang berkelanjutan. Visi pembangunan kesehatan di indonesia adalah mewujudkan indonesia sehat, dan sesuai dengan target MDGS 2015 (Millenium Develoment Goals) adalah menurunkan angka kematian bayi (AKB), angka kematian balita (AKABA) angka kematian anak (AKA).
Angka kematian bayi, balita dan anak merupakan salah satu indikator kesehatan yang sangat mendasar, dan status gizi merupakan faktor utama yang berpengaruh terhadap peningkatan atau penurunan angka kematian bayi, balita dan anak. Gizi pada balita terutama diperlukan untuk mendukung pertumbuhan dan  perkembangannya. Kurang terpenuhinya gizi pada anak akan menghambat sintesis protein DNA sehingga menyebabkan terhambatya pembentukan sel otak yang selanjutnya akan menghambat perkembangan otak. Jika hal ini terjadi setelah masa divisi sel otak berhenti, hambatan sintesis protein akan menghasilkan otak dengan jumlah sel yang normal tetapi dengan ukuran yang lebih kecil. Namun perubahan  kedua ini dapat hilang kembali dengan perbaikan nilai.
Masalah gizi yang utama di indonesia adalah kurang energi protein (KEP), kekurangan vitamin A (KVA), anemia gizi besi serta gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI). Dari keempat masalah gizi tersebut, KEP merupakan penyebab kesakitan dan juga sekaligus penyebab kematian (Depkes RI, 1997). Berdasarkan hasil sementara SP 2000, diperkirakan jumlah penderita gizi buruk pada balita adalah 1.520.000 anak dan 4.940.000 anak dengan gizi kurang.  Masih tingginya prevalensi gizi kurang pada anak balita disebabkan berbagai faktor diantaranya masih tingginya angka berat badan lahir rendah pada bayi (BBLR). Akibat dari BBLR dan gizi kurang pada balita akan menghasilkan masalah lanjutan pada pertumbuhan tinggi badan anak baru masuk sekolah (TBABS).
Kabupaten tasikmalaya merupakan salah satu kabupaten dengan jumlah balita penderita gizi buruk dan gizi kurang cukup significant. Menurut kepala dinas kesehatan dr. Oki Zulkifli, pada tahun 2007 sebanyak 16.386 balita yang tersebar di 39 kecamatan telah dinyatakan mengalami kekurangan gizi. Tragisnya, dari jumlah itu sebanyak 1.097 balita masuk pada kategori gizi buruk. Data dinas kesehatan kabupaten tesikmalaya menyebutkan, mulai tahun 2001 hingga 2006 jumlah penderita gizi buruk di kabupaten tasikmalaya terus meningkat. Pada 2001, dari 128.164 balita yang ditimbang, sebanyak, 647 di antaranya mengalami gizi buruk dan jumlah itu meningkat pada 2002, yakni menjadi 737 dari jumlah balita yang ditimbang sebanya 131.794. jumlah balita yang mengalami gizi buruk melambung tinggi pada tahun 2003, yakni mencapai 849 balita dari jumlah bayi yang ditimbang sebanyak 104.859, namun angka itu sempat mengalami penurunan secara drastis pada tahun 2004 yakni 541 balita dari 142.008 balita di timbang. Namun, jumlah itu kembali melambung pada 2006, yaitu mencapai 1.097 balita dari 148.816 balita yang ditimbang. Variabel dalam penelitian ini merupakan variabel univariat dengan sub variabel sebagai berikut :
1.      Asupan nutrisi pada balita
2.      Penyakit infeksi yang diderita oleh balita
3.      Pengetahuan ibu tentang gizi dan balita
4.      Keyakinan ibu tentang mekanan dan balita
5.      Mengidentifikasi tingkat sosial ekonomi keluarga balita.



METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuatitatif dengan menggunakan waktu bulan Agustus 2008. Sampel dalam penelitian ini adalah 50 orang balita dengan gizi kurang dan 32 orang gizi buruk. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menanyakan langsung pada ibu (responden) yang mempunyai anak balita, pengukuran antropometrik BB dan TB. Untuk menanyakan langsung pada ibu menggunakan dua cara. Wawancara dilakukan dengan mengidentifikasi critical point untuk mendekatkan data tentang penyakit infeksi, kepercayaan ibu terhadap makanan tertentu dan tingkat penghasilan keluarga dan pengetahuan keluarga tentang nutrisi. Selain itu untuk mendapatkan informasi tentang asupan nutrisi digunakan food recall.
1.      Faktor penyakit infeksi menggunaka wawancara terstruktur dengan dua jenis pertanyaan ordinal (positif dan negatif).
2.      Faktor kepercayaan ibu terhadap makanan menggunakan wawancara terstruktur dengan 5 pertanyaan yang meliputi kepercayaan-kepercayaan yang berasal dari kebiasaan yang beredar di masyarakat dengan dua item jawaban (ya/tidak).
3.      Faktor sosial ekonomi keluarga menggunakan pengolahan data sosial ekonomi keluarga dengan cara menghitung total skor dalam skala untuk tiap responden dijumlahkan.
4.      Faktor pengetahuan ibu tentang gizi digunakan wawancara terstruktur yang berisi pertanyaan untuk mengidentifikasi pengetahuan ibu tentang gizi pada balita, kemudian diberi skor masing-masing jawaban yang dipilih oleh responden, dan diberi nilai 1 (satu) bila jawaban benar dan nilai 0 (nol) bila jawaban salah.
5.      Faktor asupan nutrisi dalam penelitian ini adalah asupan nutrisi pada balita di tinjau dari jumlah makanan yang dikonsumsi selama tiga hari.

PEMBAHASAN
Perawatan kesehatan masyarakat adalah perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran perawat yang aktif kepada masyarakat yang mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilatif secara menyeluruh dan terpadu terhadap individual, keluarga, kelompok dan komunitas. Peran perawat terhadap kesehatan masyarakat untuk meningkatkan fungsi kehidupan kesehatan masyarakat yang optimal serta mandiri dalam upaya kesehatan masyarakat. Menurut WHO Perkesmas merupakan lapangan perawatan khusus yang merupakan gabungan keterampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan bantuan sosial dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan guna meningkatkan kesehatan, penyempurnaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik, dan masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat secara keseluruhan.
Dalam penelitian ini diketahui bahwa seluruh anak dengan gizi kurang. Anak yang kurang asupan nutrisinya maka akan mengakibatkan daya tahan tubuh menurun sehingga mudah terkena penyakit infeksi.
Dalam bagian ini penulis akan menyajikan hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Ciawi kabupaten Tasikmalaya pada bulan Agustus 2008. Pembahasan meliputi gambaran faktor-faktor yang berkontribusi dengan status gizi kurang pada anak balita yaitu :
1.      Perkembangan tentang gizi
Pengetahuan orangtua terutama ibu, tentang gizi sangat berpengaruh terhadap tingkat kecukupan gizi yang diperoleh oleh balita. Peran perawat dalam memberikan pengetahuan terhadap masyarakat dengan memberika pengetahuan gizi yang penting diketahui oleh ibu adalah berkaitan dengan kandungan makanan, cara pengolahan makanan, kebersihan makanan dan lain-lain. Perawat memberikan pengetahuan kepada orangtua perlu memahami pengetahuan tentang gizi, terutama yang berkaitan dengan zat-zat yang dikandung dalam makanan, menjaga kebersihan makanan, waktu pemberian makan dan lain-lain, sehingga pengetahuan  yang baik akan membantu ibu atau orangtua dalam menentukan pilihan kualitas dan kuantitas makanan yang di berikan kepada balit.
2.      Tingkat sosial ekonomi keluarga
Dari hasil penelitian didapatkan data bahwa pada anak yang status gizinya kurang, 88% diantaranya berasal dari keluarga dengan tingkat sosial ekonomi yang rendah. Hal ini sesuai dengan laporan Oda Advisory Committee on Protein pada tahun 1974, bahwa kemiskinan merupakan dasar penyakit KEP, demikian juga UNICEF (1990) menyatakan bahwa rendahnya tingkat sosial ekonomi merupakan akar permasalahan dari KEP.
Kondisi status sosial ekonomi dapat dipakai sebagai alat ukur untuk menilai tingkat pemenuhan kebutuhan dasar (Widodo, 1990). Status sosial ekonomi keluarga dapat di lihat dari pendapatan dan pengeluaran keluarga. Keadaan status ekonomi yang rendah mempengaruhi pola keluarga, baik untuk konsumsi makanan maupun bukan makanan. Status sosial ekonomi keluarga akan mempengaruhi kualitas konsumsi makanan, karena hal ini berkaitan dengan daya beli keluarga. Keluarga dengan status sosial ekonomi rendah kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pangan terbatas, sehingga akan mempengaruhi konsumsi makanan. Asupan nutrisi yang rendah dan terdapatnya penyakit infeksi pada anak balita dalam penelitian ini paling dominan disebabka oleh rendahnya kemampuan keluarga untuk membeli bahan makanan yang memenuhi standar gizi dan untuk pemenuhan kebutuhan yang berkaitan dengan kesehatan. Sesuai denga pernyataan Effendi (1998), status ekonomi rendah erat kaitannya dengan kemampuan orang untuk memenuhi kebutuhan gizi, perumahan yang sehat, pakaian dan kebutuhan lain yang berkaitan dengan pemeliharaan kesehatan.

3.      Kepercayaan Ibu terhadap makanan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor kepercayaan ibu terhadap makanan tidak berkontribusi terhadap kejadian gizi kurang pada anak. Perawat harus bisa berkomunikasi terhadap ibu balita tersebut dan memberikan penjelasan tentang pentingnya makanan yang mengandung banyak protein dan gizi sangat bagus untuk balita yang sedang memproses masa pertumbuhan. Sebagai perawat juga harus bernegosiasi denga kepercayaan Ibu dan keluarga tentang kepercayaan yang di percayai. Kepercayaan bisa timbul dari agama atau kebiasaan yang turun menurun. Kepercayaan yang berasal dari agama sulit untuk di ubah, sedangkan yang berasal dari kebiasaan turun temurun masih dapat diatasi dengan pendidikan kesehatan yang baik. Haryanti (2005) juga menyatakan bahwa masalah gizi di Indonesia disebabkan oleh pola konsumsi pangan yang salah, dan diantaranya adalah distribusi makanan di masyarakat yang mempunyai kebiasaan dan beranggapan bahwa seorang ayah mempunyai prioritas utama atas jumlah dan jenis makanan utama dalam keluarga, dan prasangka atau kepercayaan yang buruk pada bahan makanan tertentu. Anak yang seharusnya menjadi prioritas justru terabaikan karena ayah lebih didahulukan untuk mengkonsumsi makanan yang bernilai baik, baik dari sisi kualitas maupun kuantitasnya, juga ada patangan terhadap makanan tertentu karena kebiasaan yang salah, sehingga zat makanan yang seharusnya dibutuhkan bagi anak-anak untuk pertumbuhan dan perkembangannya justru tidak diberikan sehingga akan mengganggu proses tumbuh kembang anak.
Namun dalam kenyataanya, pada hasil penelitian ini, anak dari ibu dengan kepercayaan yang baik terhadap makana memiliki status nutrisi yang kurang. Sehingga dari data ini dapat diketahui bahwa ada faktor lain yang lebih berkontribusi terhadap status gizi anak. Ibu yang kepercayaanya baik tetapi kondisi status sosial ekonominya kurang akan mengakibatkan ibu tidak mampu memenuhi kebutuhan pangan bagi anaknya.
Untuk mengatasi masalah tersebut maka dibutuhkan kerja sama antara pemerintah, tenaga kesehatan dan masyarakat. Untuk solusi jangka panjang, pemerintah perlu memikirkan tentang peningkatan kesejahteraan rakyat, karena masalah gizi kurang sebenarnya berakar pada masalah perekonomian, misalnya dengan cara meningkatkan jiwa enterpreunership masyarakat, sehingga masyarakat dapat kreatif untuk menciptakan lapangan kerja sendiri. Selain itu untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang gizi, kiranya perlu dilakukan upaya diseminasi informasi tentang gizi kepada masyarakat, misalnya melalui pendidikan kesehatan bagi ibu-ibu, atau bagi kader kesehatan dan melakukan revitalisasi posyandu sehingga posyandu dapat menjadi sumber informasi kesehatan yang adekuat bagi masyarakat.
Selain itu untuk mengantisipasi masalah asupan nutrisi perlu ditingkatkan perawat memberikan upaya penyuluhan gizi yang berkaitan dengan alternatif-alternatif makanan khususnya bagi keluarga yang kurang mampu sehingga ada makanan pengganti yang harganya lebih murah, serta pemberdayaan masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungannya karena gizi kurang juga dapat disebabkan oleh penyakit infeksi berasal dari kebersihan lingkungan yang tidak terjaga. Untuk mengatasi masalah ini diperlukan keterlibatan perawat komunitas untuk melakukan asuhan keperawatan pada keluarga yang memiliki masalah kesehatan anak terutama anak dengan gizi kurang, sehingga dapat dilakukan pembinaan keluarga yang diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan keluarga tersebut.

SIMPULAN
Dari hasil penelitian didapatkan faktor yang memiliki kontribusi terhadap gizi kurang pada anak adalah riwayat penyakit infeksi, tingkat pengetahuan ibu yang kurang tinggkat sosial ekonomi keluarga yang rendah, dan asupan kalori serta protein yang kurang. Sedangkan faktor yang kepercayaan ibu terhadap makanan memiliki kepercayaan yang mendukung terhadap status gizi balita. jadi faktor kepercayaan ibu terhadap makanan tidak berkontribusi terhadap status gizi kurang pada balita. peran perawat dalam kesehatan masyarakat untuk meningkatkan status gizi terhadap masyarakat.

SARAN
Semua pihak terutamaa keluarga diharapkan berpartisipasi untuk meningkatkan upaya pencegahan terjadinya gizi kurang pada anak, diantaranya dengan pembinaandan pemberdayaan keluarga yang memiliki resiko gizi kurang pada anak. Pemberdayaan dan pembinaan keluarga ini dapat dilakukan oleh puskesmas setempat dengan melibatkan perawat kesehatan masyarakat.
Selain itu perlu dilakukan diseminasi informasi tentang gizi untuk mningkatkan pengetahuan keluarga khususnya ibu tentang asupan nutrisi, cara pengolahan dan pemilihan bahan makanan yang baik pada anak. Dengan cara meningkatkan partisipasi masyarakat untuk menggunaka posyandu sebagai pusatkesehatan dan sumber informasi kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 1992. Strategi Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Jakarta : Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
Friedman, M.1998. Keperawatan Keluarga Edisi 3. Jakarta :EGC
Pudjiadi, S. 2003. Ilmu Gizi Klinis Pada Anak, Edisi ke-4. Jakarta. Balai Penerbit FKUI

Supariasa, dkk. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC

Minggu, 02 Juni 2013

PRO KONTRA MANFAAT SUSU KEDELAI BAGI IBU HAMIL

PRO KONTRA MANFAAT SUSU KEDELAI BAGI IBU HAMIL
Foto: Pro Kontra Manfaat Susu Kedelai Untuk Ibu Hamil
____

Bagi sebagian Ibu Hamil yang sedang merasa “eneg” saat meminum susu sapi, mungkin Anda dapat mencoba untuk beralih ke susu kedelai. Manfaat susu kedelai untuk Ibu hamil ternyata tidak kalah dengan susu sapi lho!

Mungkin beberapa Ibu hamil takut bayi mereka akan kekurangan gizi jika mereka beralih mengonsumsi susu kedelai. 

Anda tidak perlu khawatir, karena berdasarkan berbagai penelitian yang dilakukan oleh para peneliti selama bertahun-tahun telah membuktikan bahwa manfaat susu kedelai bagi Ibu hamil sangat baik, karena dalam susu kedelai terdapat berbagai kandungan nutrisi yang diperlukan bagi ibu hamil.

Manfaat susu kedelai untuk ibu hamil tidak perlu diragukan lagi karena susu ini dapat menjadi alternatif bagi Ibu hamil yang memiliki alergi laktosa (lactose intolerant).

Berikut ini adalah beberapa manfaat susu kedelai untuk ibu hamil yang dapat diperoleh dari nutrisi yang ada di dalamnya:

•Protein. Zat protein pada susu kedelai terusun atas: arginin, lisin, lesitin, glisin, leusin, niasin, isoleusin, triptofan, fenilalanin, treonin. Zat-zat tersebut sangat baik untuk pertumbuhan janin pada ibu hamil, diantaranya adalah untuk mengoptimalkan pertumbuhan organ pada janin, memperbaiki jaringan yang rusak, memelihara fungsi organ Ibu hamil, hingga memperkuat sistem imun.

•Lemak Nabati. Manfaat lemak nabati bagi ibu hamil adalah untuk cadangan lemak bagi tubuh ibu hamil dan janin.

•Asam Folat. Kandungan asam folat pada susu kedelai membuat manfaat susu kedelai untuk ibu hamil sangat berguna dalam peningkatan pertumbuhan sel syaraf janin, terutama pada kehamilan trisemester 1.

•Karbohidrat. Zat ini sangat berguna untuk sumber energi ibu hamil dan melancarkan sistem pencernaan. Hal tersebut penting bagi ibu hamil, karena akan mempengaruhi perkembangan janin.
Selain beberapa zat diatas, manfaat susu kedelai untuk ibu hamil dapat diperoleh dari kandungan vitamin yang ada pada biji kedelai, seperti vitamin A, vitamin B, vitamin B1, dan vitamin E. Vitamin-vitamin tersebut bermanfaat untuk menjaga fungsi mata, pertumbuhan tulang janin, menghasilkan energi, hingga mencegah keguguran.

Setelah kita mengetahui berbagai manfaat susu kedelai untuk ibu hamil, Anda tidak perlu ragu lagi untuk mencoba variasi selain susu sapi. Susu kedelai merupakan pilihan bergizi yang layak untuk Anda pertimbangkan.

____
Kontra: 

Susu Kedelai dan Janin Laki Laki

Selain manfaat susu kedelai yang telah dikenal luas untuk ibu hamil, saat ini terdapat pula peneliti yang mencurigai adanya efek negatif dari salah satu zat dari kedelai bila seorang ibu mengandung janin laki laki. Dugaannya adalah salah satu zat yang ada dalam kedelai mengganggu perkembangan seksual janin laki laki tersebut ketika dewasa.

Penelitian yang menunjukkan hubungan Antara genistein (zat dalam kedelai) dan perkembangan sekual belum dilakukan pada manusia. penelitian baru dilakukan pada sebatas sekelompok tikus. 
Meskipun penelitian ini baru pada sekelompok tikus, tidak ada salahnya ini juga menjadi perhatian Anda kaum ibu.

Keputusan ada ditangan Anda untuk meningkatkan konsumsi kedelai (susu kedelai) saat hamil atau tidak. 
___
semoga bermanfaat :)
Saya pernah membaca sebuah jurnal keperawatan bagi sebagian ibu hamil yang sedang merasa “eneg” saat meminum susu sapi, mungkin anda dapat mencoba untuk beralih ke susu kedelai. Manfaat susu kedelai untuk ibu hamil ternyata tidak kalah dengan susu sapi loh.!
Mungkin beberapa ibu hamil takut bayi mereka akan kekurangan gizi jika mereka beralih mengonsumsi susu kedelai.
Anda tidak perlu khawatir, karena berdasarkan berbagai penelitian yang dilakukan oleh para peneliti selama bertahun-tahun telah membuktikan bahwa manfaat susu kedelai bagi ibu hamil sangat baik, karena dalam susu kedelai terdapat berbagai kandungan nutrisi yang diperlukan bagi ibu hamil.
Manfaat susu kedelai untuk ibu hamil tidak perlu diragukan lagi karena susu ini dapat menjadi alternatif bagi ibu hamil yang memiliki alergi laktosa (lactose intolerant).
Berikut ini adalah beberapa manfaat susu kedelai untuk ibu hamil yang dapat diperoleh dari nutrisi yang ada di dalamnya:
1.      Protein. Zat protein pada susu kedelai terusun atas: arginin, lisin, lesitin, glisin, leusin, niasin, isoleusin, triptofan, fenilalanin, treonin. Zat-zat tersebut sangat baik untuk pertumbuhan janin pada ibu hamil, diantaranya adalah untuk mengoptimalkan pertumbuhan organ pada janin, memperbaiki jaringan yang rusak, memelihara fungsi organ Ibu hamil, hingga memperkuat sistem imun.
2.      Lemak Nabati
Manfaat lemak nabati bagi ibu hamil adalah untuk cadangan lemak bagi tubuh ibu hamil dan janin.
3.      Asam folat
Kandungan asam folat pada susu kedelai membuat manfaat susu kedelai untuk ibu hamil sangat berguna dalam peningkatan pertumbuhan sel saraf janin, terutama pada kehamilan trisemester 1.

4.      Karbohidrat
Zat ini sagat berguna untuk sumber energi ibu hamil dan melancarkan sistem pencernaan. Hal tersebut penting bagi ibu hamil, karena akan mempengaruhi perkembangan janin.

Selain beberapa zat diatas, manfaat susu kedelai untuk ibu hamil dapat diperoleh dari kandungan vitamin yang ada pada biji kedelai, seperti vitamin A, vitamin B, vitamin B1, dan vitamin E. Vitamin-vitamin tersebut bermanfaat untuk menjaga fungsi mata, pertumbuhan tulang janin, menghasilkan energi, hingga mencegah keguguran.
Setelah kita mengetahui berbagai manfaat susu kedelai untuk ibu hamil, Anda tidak perlu ragu lagi untuk mencoba variasi selain susu sapi. Susu kedelai merupakan pilihan bergizi yang layak untuk Anda pertimbangkan. Banyak kita ketahui bahwa susu kedelai sangat baik untuk tubuh kita dan sangat baik untuk keehata selain susu sapi.

Semoga bermanfaat :)

APA YANG MENYEBABKAN MUAL DAN MUNTAH TERJADI PADA IBU HAMIL?

APA YANG MENYEBABKAN MUAL DAN MUNTAH TERJADI PADA IBU HAMIL?
Foto: PENYEBAB DAN PENANGANAN MUAL MUNTAH PADA IBU HAMIL
______
Mual muntah memang merupakan salah satu tanda kehamilan. Sekitar 70% wanita hamil akan mengalaminya. Yang terpenting, justru mencegahnya jangan sampai terjadi dehidrasi karena selain membahayakan ibu, juga akan membahayakan janin.

DARI WAJAR HINGGA BERLEBIHAN
Yang perlu digarisbawahi, mual-muntah, yang dalam istilah medisnya disebut emesis gravidarum, merupakan sesuatu yang wajar jika dialami pada usia kehamilan 8 hingga 12 minggu. Pada keadaan normal, mual-muntah berangsur membaik saat usia kehamilan 16 minggu. Tapi sekitar 12 % ibu hamil masih mengalami mual hingga 9 bulan kehamilannya.

Mual muntah yang berlebihan sehingga tidak ada makanan atau minuman yang masuk ke tubuh, disebut hiperemesis gravidarum. Keadaan ini dibagi 3 tingkatan. Tingkat 1, muntah terjadi terus menerus hingga ibu hamil merasa lemas, tidak nafsu makan, BB turun, dan nyeri ulu hati. Tingkat 2, keadaan ibu semakin lemah, apatis, kulit keriput, mata cekung, bau aseton pada napas. Sedangkan tingkat 3, kesadaran ibu bisa menurun bahkan bisa sampai koma. Peristiwa hiperemesis gravidarum ini sudah tak wajar karena bisa membuat ibu kekurangan cairan yang juga tak menguntungkan janin. Akibat dehidrasi, maka aliran darah ke janin pun ikut berkurang.

Pada awal kehamilan, hidup janin layaknya parasit. Ia memperoleh asupan dari cadangan lemak di tubuh ibu. Bila cadangan tersebut berkurang akibat mual-muntah yang berlebihan, maka asupan bagi janin pun akan berkurang sehingga bisa terjadi gangguan pertumbuhan.
Kasus mual muntah tingkat 3 dimana ibu sampai kehilangan kesadaran akibat mual muntah pada saat ini jarang terjadi. Jika dokter sudah menegakkan diagnosa hiper-emesis maka terapi yang dilakukan adalah pengobatan dengan cairan. Sistem tubuh ibu hamil pun akan normal kembali, sehingga tidak sampai mengakibatkan gangguan kesadaran.

PENYEBAB
Mengapa bisa terjadi mual-muntah pada ibu hamil? Mual atau nausea, pada bulan-bulan pertama kehamilan disebabkan meningkatnya produksi hormon estrogen yang memancing peningkatan keasaman lambung. Jika frekuensi mual muntah lebih sering di pagi hari, itu karena jarak antara waktu makan malam dengan makan pagi cukup panjang. Akibatnya, perut kosong mengeluarkan asam lambung yang membuat ibu merasa lebih mual.

Ada juga teori yang mengatakan, biang keladi mual-muntah tak lain adalah faktor HCG (Human chorionic gonodotropin). Hormon ini dihasilkan plasenta (ari-ari) selama awal kehamilan. Perubahan dalam tubuh ibu yang dipicu hormon ini kemudian menimbulkan rasa mual. Fungsi plasenta sebagai sirkulasi dan pemberi makanan pada janin akan tumbuh maksimal ketika kehamilan menginjak usia 12-14 minggu. Pada saat ini biasanya mual-muntah akan berhenti.

Teori lain mengatakan, sel-sel plasenta (villi korialis) yang menempel pada dinding rahim awalnya ditolak oleh tubuh karena dianggap sebagai benda asing. Reaksi imunologik inilah yang memicu terjadinya reaksi mual-mual.

Perubahan metabolisme glikogen hati akibat kehamilan juga dianggap sebagai penyebab mual-muntah. Namun, setelah terjadi penyesuaian terhadap sel-sel plasenta dan terjadi kompensasi metabolisme glikogen di dalam tubuh, maka rasa mual itu akan lenyap.
Faktor terakhir yang juga kerap menentukan adalah faktor psikologis ibu hamil.Contoh, ibu hamil yang mengalami stres akibat kehamilan tak diinginkan bisa mengalami mual dan muntah, Dalam tubuhnya terjadi penolakan. Akhirnya timbul rasa mual.

Namun begitu, penyebab hiperemesis gravidarum sampai kini belum diketahui pasti. Salah satu kemungkinannya, yaitu hormon HCG yang berlebihan. Mungkin juga karena adaptasi ibu hamil pada hormon-hormon yang timbul selama kehamilan kurang baik. Kemampuan beradaptasi ibu hamil, nyatanya memang sangat idiviudal seperti halnya reaksi alergi. Ibaratnya kalau makan udang, ada orang yang makan sedikit saja sudah alergi, tapi ada juga yang bisa makan banyak tanpa reaksi apa pun pada tubuhnya.

Gangguan enzim juga diperkirakan sebagai penyebab mual-muntah berlebihan. Sakit mag, misalnya, dapat memperberat kondisi mual-muntah pada kehamilan. Hal ini mungkin agak bertolak belakang dengan teori yang menyatakan bila ibu penderita mag, maka selama hamil sakitnya itu akan hilang.

Asumsinya, kehamilan membuat gerak usus melambat hingga pengosongan lambung pun jadi ikut melambat. Keadaan seperti ini pada beberapa ibu dapat membuat sakit magnya tidak kambuh semasa hamil, tapi ada juga yang tetap sakit mag. Ini dikarenakan pola makannya yang salah. Contohnya, ibu hamil yang kerap menyantap rujak saat perutnya kosong. Akibatnya, asam lambung meningkat dan menimbulkan luka pada lambung atau sakit mag.

PENANGANAN
Jika setiap kali makan bahkan minum selalu disertai muntah, frekuensi berkemih berkurang, dan jumlah urin sedikit, maka dengan indikasi hiperemisis gravidarum seperti itu ibu hamil perlu dirawat. Pada kasus yang lebih parah biasanya suami akan melaporkan kalau istrinya bertambah lemas dan mukanya pucat . Kalau badan sudah lemas terus-menerus artinya ibu sudah mengalami dehidrasi.

Untuk memperoleh kepastian diagnosa, ibu harus melalui pemeriksaan urin di laboratorium. Jika air seninya mengandung zat keton berarti ibu hamil positif harus masuk rumah sakit. Selama perawatan awal, biasanya semua intake makanan dan minuman harus melalui cairan infus. Pasien umumnya akan dipuasakan selama 6- 8 jam agar lambungnya dapat beristirahat. Setelah itu pemberian makan akan dilakukan secara bertahap. Mulai dari makanan cair, makanan semipadat hingga makanan biasa.

Selama itu, ibu pun akan mendapat obat antimual. Bahkan bila sampai mengalami luka lambung karena intake yang kurang, maka dokter akan mengobatinya dengan obat antimag. Pada umumnya, dalam 24 jam gejala mual akan menghilang.

Petumbuhan janin juga dipantau melalui USG. Namun ibu tetap merupakan prioritas utama yang mendapat perhatian dalam pengobatan. Dengan asumsi jika asupan kalori ibu hamil tercukupi, maka janin pun akan memperoleh makanan yang cukup melalui plasenta. Lama perawatan di rumah sakit tergantung pada kondisi ibu, tapi rata-rata 2-3 hari. Jangan lupa, dukungan moril dari keluarga untuk menenangkan jiwa ibu hamil sangat diperlukan. Selesaikan masalah yang membebani selama ini. Intinya, lepaskan diri dari segala macam stres.

PERHATIKAN MAKANAN
Setelah lepas dari perawatan rumah sakit, bukan berati masalah selesai begitu saja. Bagaimanpun, ibu hamil yang mengalami mual-muntah berlebihan mesti cermat dalam pengaturan makan. Berikut beberapa kiat pengaturan makanan:
* Pada prinsipnya gangguan perut dapat diatasi dengan tidak membiarkannya kosong. Jadi makanlah dalam porsi kecil tapi sering.
* Sajikan makanan dan minuman dalam keadaan hangat karena bisa membuat lambung yang terasa perih seperti terelaksasi.
* Setiap bangun pagi jangan lupa sarapan. Bila nafsu makan belum ada, nikmati saja biskuit dengan teh hangat misalnya.
* Makanlah makanan berkarbohidrat tinggi. Mual-muntah mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak dipakai oleh tubuh untuk mengganti energi yang hilang.
* Hindari makanan yang dapat membuat kembung karena perut akan terasa penuh tapi masih tetap lapar. Keadaan ini akan memperparah karena setiap kali perut diisi, muntah akan terjadi lagi. Kacang tanah merupakan contoh makanan yang dapat membuat kembung. Biasanya kacang tanah digunakan sebagai bumbu pada gado-gado, asinan, siomay, sate, dan ketoprak.
* Macam makanan lain yang perlu dibatasi adalah, ketan, nangka, sayur nangka, sayur asem, buah-buahan yang asam atau yang dapat mengiritasi lambung.
* Makanan yang mengandung banyak santan, seperti masakan padang pun perlu dibatasi karena santan membuat kerja lambung menjadi lebih berat.
* Waspadai juga cuka dan kopi.
____
semoga bermanfaat :)
Saya pernah membaca salah satu jurnal keperawatan mual muntah memang merupakan salah satu tanda kehamilan. Sekitar 70% wanita hamil akan mengalaminya. Yang terpenting, justru mencegahnya jangan sampai terjadi dehidrasi karena selain membahayakan ibu, juga akan membahayakan bagi janin.
DARI WAJAR HINGGA BERLEBIHAN
Yang perlu digaris bawahi mual-muntah yang dalam istilah medisnya disebut emesis gravidarum yang merupakan sesuatu yang wajar jika dialami pada usia kehamilan 8 hingga 12 minggu. Pada keadaan normal mual-muntah berangsur membaik saat usia kehamilan 16 mnggu. Tapi sekitar 12 % ibu hamil masih mengalami mual hingga 9 bulan kehamilannya. Mual muntah yang berlebihan sehingga tidak ada makanan atau minuman yang masuk kedalam tubuh disebut hiperemesis gravidarum. Keadaan ini dibagi 3 tingkatan : tingkat 1 muntah terjadi terus menerus hingga ibu hamil merasa lemas, tidak nafsu makan, BB turun, dan nyeri di ulu hati. Tingkat 2, keadaan ibu semakin lemah, kulit keriput, mata cekung, bau aseton pada napas. Sedangkan tingkat 3, kesadaran ibu bisa menurun bahkan bisa sampai koma. Peristiwa hiperemesis gravidarum ini sudah tidak wajar karena bisa membuat ibu kekurangan cairan yang juga tidak menguntungkan pada janin. Akibat dehidrasi, maka aliran darah ke janin pun ikut berkurang. Pada awal kehamilan, hiduo janin layaknya parasit. Ia memperoleh asupan dari cadangan lemak di tubuh ibu. Bila cadangan tersebut berkurang akibat mual-muntah yang berlebihan, maka asupan bagi janin pun akan berkurang sehingga bisa terjadi gangguan pertumbuhan.
PENYEBAB
Mengapa bisa terjadi mual dan muntah pada ibu hamil ?
Mual pada bulan-bulan pertama kehamilan disebabkan meningkatnya produksi hormon estrogen yang memancing peningkatan keasaman lambung. Jika frekuensi mual muntah lebih sering di pagi hari, itu karena jarak antara waktu makan malam dengan makan pagi cukup panjang. Akibatnya, perut kosong mengeluarkan asam lambung yang membuat ibu merasa lebih mual. Perubahan metabolisme glikogen hati akibat kehamilan juga di anggap sebagai penyebab dari mual-muntah. Namun, setelah terjadi penyesuaian terhadap sel-sel plasenta dan terjadi kompensasi metabolisme glikogen di dalam tubuh, maka rasa mual itu akan lenyap. Faktor terakhir yang juga kerap menentukan adalah faktor psikologis ibu hamil, contohnya ibu hamil yang mengalami stress akibat kehamilan tak diinginkan bisa mengalami mual dan munntah, dalam tubuhnya terjadi penolakan. Akhirnya timbul rasa mual dan muntah.
PERHATIKAN MAKANAN
v  Pada prinsipnya gangguan perut dapat diatasi dengan tidak membiarkanya perut kosong. Jadi makanlah dalam porsi kecil tapi sering.
v  Sajikan makan dan minuman dalam keadaan hangat karena bisa membuat lambung yang terasa perih seperti terelaksasi.
v  Setiap bangun pagi jangan lupa sarapan. Bila nafsu makan belum ada, nikmati saja biskuit dengan teh hangat misalnya.
v  Makanlah makanan berkarbohidrat tinggi. Mual-muntah mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak dipakai oleh tubuh untuk mengganti energi yang hilang.
v  Hindari makanan yang dapat membuat kembung karena perut akan terasa penuh tetapi masih tetap lapar. Keadaan ini akan memperparah karena setiap kali perut diisi, muntah akan terjadi lagi. Kacang tanah merupakan contoh makanan yang dapat membuat kembung. Biasanya kacang tanah digunakan sebagai bumbu pada gado-gado,asinan, siomay, sate, dan ketoprak.
v  Macam makanan lain yang perlu dibatasi adalah, ketan, nangka, sayur nangka, sayur asem, buah-buahan yang asam atau yang dapat mengiritasi lambung.
v  Makanan yang mengandung banyak santan, seperti masakan padang pun perlu dibatasi karena santan membuat kerja lambung menjadi lebih berat.
v  Waspadai juga cuka dan kopi.

Semoga bermanfaat... JJJ

APAKAH SEORANG PERAWAT DISAPA DENGAN KATA MANTRI..???

APAKAH SEORANG PERAWAT DISAPA DENGAN KATA MANTRI????
Foto: Untuk seorang perawat saat ini secara profesionalisme­ tidak diragukan lagi..
Apakah seorang perawat disapa dengan kata MANTRI atau????
Inilah sejarah MANTRI...
Mantri tidak akan ditemukan di negara manapun selain di Indonesia. Bermula dari kekurangan tenaga medis di Indonesia dan mendesaknya kebutuhan pelayanan kesehatan yang dituntut oleh masyarakat luas. Akhirnya muncullah sebuah solusi normatif yang tidak pernah dilahirkan oleh sebuah kebijakan secara resmi tetapi juga tidak pernah di larang oleh pemerintah karena terbukti telah memberikan solusi sementara bagi ketidakberdayaa­n pemerintah dalam menyediakan jasa pelayanan kesehatan secara layak di tengah-tengah tuntutan masyarakat akan pelayanan yang paripurna.

Istilah mantri sendiri sebenarnya istilah yang diambil dari permainan catur dimana dalam permainan catur mantri (patih ) dikenal sebagai ikon yang sangat luas yang sanggup mendampingi dan melindungi raja.Raja dalam hal ini adalah seorang dokter. Pada saat itu dokter adalah profesi yang sangat sulit, langkahnya pendek biasanya di daerah perkotaan saja, tidak bisa dipanggil ke pelosok dengan motor ojek atau berjalan kaki melewati pematang sawah, ada batas kharisma yang tidak bisa ditembus oleh wong cilik untuk menghadap raja dan akhirnya dikenalah seorang mantri yang menggantikan posisi raja dalam tatanan yang serba susah di tengah keterbatasan masyarakat.
Mantri hingga kini masih eksis di indonesia dan memiliki tempat sendiri di mata masyarakat pedesaan. Konsep bottom up seorang mantri terkadang booming sampai pada beberapa tempat seorang mantri mampu dikenal secara luas oleh masyarakat dengan jumlah pasien yang sangat menakjubkan melebihi seorang dokter yang terkenal sekalipun di perkotaan.

Sayangnya karena professi mantri ini adalah bentukan zaman dimana muncul atas tuntutan kebutuhan zaman dan tidak pernah diakui sebagai sebuah professi yang legal dimana profesi ini secara legal lebih melekat pada profesi perawat yang seharusnya secara professional adalah memberikan pelayanan keperawatan. Pada akhirnya posisi perawat yang sering disebut mantri ini menjadi bias dimana secara legal adalah seorang perawat tetapi realitasnya adalah pemberi therapi layaknya seorang dokter.

Hal tersebut sedikit demi sedikit akhirnya menempatkan mantri pada posisi yang sangat sulit dimana professi dokter saat ini sangat terganggu sekali imagenya oleh keberadaan mantri dan posisi perawat menjadi bias karena mantri bekerja lebih banyak tidak pada ranah keperawatan tetapi lebih kepada ranah medis yang lebih dekat pada professi dokter.
Tidak ada yang bisa disalahkan atas kemunculan mantri di tengah professi keperawatan karena pada saat itu belum ada payung hukum atau undang undang yang mengatur secara khusus tentang praktek keperawatan, tetapi justru terbit undang-undang yang justru lebih melanggengkan dan mengharumkan keberadaan mantri di tengah masyarakan dimana seorang perawat dapat memberikan pengobatan dasar kepada masyarakat dengan syarat memiliki dokter penanggung jawab yang telah memahami betul capabilitas atau keahlian individu perawat tersebut dalam memberikan pengobatan.

MANTRI...??? JURU RAWAT??? PERAWAT??? NURSE???
Untuk seorang perawat saat ini secara profesionalisme tidak dilakukan lagi...
Inilah sejarah mantri...
Mantri tidak akan ditemukan di negara manapun selain di indonesia. Bermula dari kekurangan tenaga medis indonesia dan mendesaknya kebutuhan pelayanan kesehatan yang dituntut oleh masyarakat luas. Akhirnya munculah sebuah solusi normatif yang tidak pernah dilahirkan oleh sebuah kebijakan secara resmi tetapi juga tidak pernah dilarang oleh pemerintah karena terbukti telah memberikan solusi sementara bagi ketidakberdayaan pemerintah dalam menyediakan jasa pelayanan kesehatan secara layak di tengah-tengah tuntutan masyarakat akan pelayanan yang paripurna.
Istilah mantri sendiri sebenarnya istilah yang diambil dari permainan catur dimana dalam permainan catur mantri dikenal sebagai ikon yang sangat luas  yang sanggup mendampingi dokter. Mantri hingga kini masih eksis di indonesia dan memiliki tempat sendiri dimata masyarakat pedesaan. Konsep bottom up seorang mantri terkadang booming sampai pada beberapa tempat seorang mantri mampu dikenal secara luas oleh masyarakat dengan jumlah pasien yang sangat menakjubkan melebihi seorang dokter yang terkenal sekalipun diperkotaan.
Sayangnya karena profesi mantri ini adalah bentukan zaman dimana muncul atas tuntutan kebutuhan zaman dan tidak pernah di akui sebagai sebuah profesi yang legal dimana profesi ini secara legal lebih melekat pada profesi perawat yang seharusnya secara profesional adalah memberikan pelayanan keperawatan. Pada akhirnya posisi perawat yag sering di sebut mantri ini menjadi bias dimana secara legal adalah seorang perawat tetapi realitasnya adalah pemberi therapi layaknya seorang dokter.
Hal tersebut sedikit demi sedikit akhirnya menempatkan mantri pada posisi yang sangat sulit dimana profesi dokter saat ini sangat terganggu sekali imagenya oleh keberadaan mantri dan posisi perawat menjadi bias karena mantri bekerja lebih banyak tidak pada ranah keperawatan tetapi lebih kepada ranah medis yang lebih dekat pada profesi dokter. Tidak ada yang bisa disalahkan atas kemunculan mantri di tengah profesi keperawatan karena pada saat itu belum ada payung hukum atau undang-undang yang mengatur secara khusus tentang praktek keperawatan, tetapi terbit undang-undang yang lebih melanggengkan dan mengharumkan keberadaan mantri di tengah masyarakat dimana seorang perawat dapat memberikan pengobatan dasar kepada masyarakat dengan syarat memiliki dokter penanggung jawab yang telah memahami betul dalam keahlian individu perawat tersebut dalam memberikan pengobatan.
MANTRI...??? JURU RAWAT??? PERAWAT??? NURSE???

Semoga bermanfaat... JJJ